Tingkat kerusakan lahan sangat bervariasi, diantaranya adalah erosi. Erosi tanah merupakan kejadian alam yang pasti terjadi dipermukaan daratan bumi. Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-faktor alam ditempat terjadinya erosi tersebut, akan tetapi saat ini manusia juga berperan penting atas terjadinya erosi. Adapun faktor-faktor alam yang mempengaruhi erosi adalah erodibilitas tanah, karakteristik landskap dan iklim. Akibat dari adanya pengaruh manusia dalam proses peningkatan laju erosi seperti pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan/atau pengelolaan lahan yang tidak didasari tindakan konservasi tanah dan air menyebakan perlunya dilakukan suatu prediksi laju erosi tanah sehingga bisa dilakukan suatu manajemen lahan. Manajeman lahan berfungsi untuk memaksimalkan produktivitas lahan dengan tidak mengabaikan keberlanjutan dari sumberdaya lahan.
Erosi merupakan sesuatu yang pengikisan
oleh air, sehingga tanah akan terbawa ke tempat yang lebih rendah. Pengikisan ini
menyebabkan berbagai hal yang sangat mengganggu produktivitas tanah, dalam
menunjang makhluk hidup di sekitarnya terutama tumbuhan. Ketika terjadi erosi,
maka top soil, atau lapisan bagian atas pada tanah akan tergerus. Padahal lapisan
paling atas dalam suatu tanah mengandung banyak hara, dan bisa dikatakan paling
subur. Karena, lapisan top soil mengandung bahan organik yang lebih tinggi
dibanding lapisan yang diatasnya.
Erosi menyebabkan kerugian yang besar
bagi pemilik lahan, ketika terjadi erosi maka top soil lama kelamaan akan
hilang. Sehingga, tanah akan menjadi keras, dan prose sembentukan tanah akan
terganggu. Susunan klei, dan debu akan tergerus oleh air, dan menyisakan
lapisan sangat keras. Kebanyakan tanaman sulit ditanam apda tanah yang keras.
Erosi yang terjadi pada daerah
yang beriklim tropis pada umumnya disebabkan karena hujan. Kemampuan suatu
hujan untuk dapat menimbulkan suatu erosi disebut erosivitas. Erosi yang
disebabkan oleh air hujan, ketika air hujan menabrak tanah sehingga tanah mulai
terkelupas sedikit demi sedikit. Namun, erosi air hujan dapat ditangani dengan
perbanyakan vegetasi atau menutup permukaan tanah dengan tanaman
rumput-rumputan atau yang lain. Indeks
erosivitas merupakan pengukur kemampuan suatu hujan untuk menimbulkan suatu
erosi. Semakin tebal atau derasnya hujan yang terjadi maka nilai erosivitas
juga akan tinggi, yang berarti bahwa kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi
sangat besar (Risnain 2011).
Hubungan antara faktor erosivitas
dan kehilangan tanah pada setiap satuan lahan akan berbeda-beda. Hal ini dapat
terjadi karena setiap satuan lahan memiliki karakteristik lahan yang
berbeda-beda seperti:
1.
kemiringan lereng dimana semakin tinggi kemiringan
lerengnya maka semakin besar tingkat erosivitasnya
2.
vegetasi yang banyak dan menutupi tanah akan mempunyai
efek sedikit mengakibatkan erosi
3.
pengaruh dari aktivitas manusia seperti contoh
pengelolaan yang tidak tepat, akan memperbesar erosi tanah dsb.
Besar kecilnya hubungan
antar variabel ini dipeoleh melalui nilai korelasi dengan menghubungan antara
erosivitas sebagai sumbu absis dan kehilangan tanah sebagai sumbu ordinat
(Arsyad 2006).
Ketika
erosi sudah berlebih, dan bahan organik yang merupakan salah satu unsur
pembentuk tanah dan struktur tanah akan hilang. Maka struktur akan berubah yang
dulunya baik dan mantap, akan menjadi buruk. Ketika struktur tanah buruk, maka
akan berpengaruh dalam permeabilitas, atau kemampuan tanah dalam menyerap air
dan menahan air tanah akan menurun. Ketika tanah tak bisa menyerap air maka
akan air akan melimpas dan menyebabkan banjir sehingga terjadi kekeringan pada
saat musim kemarau di daerah tersebut.
Sumber:
Arsyad S. 2006. Konservasi tanah
dan air. Bandung: Penerbit IPB (IPB Press)
Risnain
D. 2011. Pengaruh Erosivitas dan Topografi Terhadap Kehilangan Tanah pada Erosi
Alur di Daerah Aliran Sungai Secang Desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulonprogo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar