Jumat, 11 Agustus 2017

MENGENAL ORGANISASI INTERNAL KAMPUS (MAHASISWA BARU)





Suatu kebanggaan saat saya masuk dalam organisasi internal kampus, dan yang saya tau, saya belum atau tidak akan pernah masuk dalam lingkaran organisasi eksternal kampus. Jadi saat membaca ini, jangan memandang dari sisi kalian yang sudah masuk dalam organisasi eksternal seperti (PMII, KAMMI, HMI, GMNI, IMM, dan lainnya).

Kalau sobat tahu, saya tidak aktif di masa SMP, maupun SMA dalam suatu kegiatan. Bisa dikatakan, saya ini adalah orang yang selalu kontra dengan OSIS, baik SMP maupun SMA. Saat SMA, saya cuma jebolan dari pecinta alam saja, itupun jarang mengadakan event yang serumit event anak OSIS.

Saya mecoba organisasi di kampus, mungkin karena sangat haus akan organisasi, seperti peternak yang kehilangan ternaknya, dan menemukannya kembali. Di situ lah saya mengikuti banyak organisasi. Bahkan, saya pernah mengikuti 5 organisasi sekaligus dan alhasil, banyak kecemburuan ketika saya menitik beratkan kinerja saya dalam satu atau beberapa organisasi saja, yaa seperti yang kalian tahu, diduakan itu sangat menyakitkan, sering kali saya menjadi rebutan antar organisasi.

Kebanyakan mahasiswa, boleh mencoba suatu organisasi pada semester 2 dan beberapa ada yang semester 3, karena mungkin mahasiswa baru dikasih waktu buat mikir selama 1 semester untuk memilih, pilihan yang dia inginkan dan komit di suatu organisasi, atau menggali dan mencari lebih dalam tentang organisasi tersebut. Sebenernya kalau organisasi kampus itu banyak macamnya, apalagi ada yang nasional, bahkan internasional. Organisasi yang bergerak dalam bidang nasional maupun internasional ini beda dengan organisasi ekstern. Kalau organisasi eksternal itu lebih mengkader kita dalam softskill (mental, public speaking, pendekatan, menyelesaikan suatu masalah, dll) nah kalau organisasi nasional dan internasional ini memang tujuannya hanya untuk saling komunikasi, yaa biasanya juga beberapa kajian. Komunikasi ini adalah komunikasi antar univ, atau antar negara. Contoh, Sebuah himpunan mahasiswa prodi/jurusan, mempunyai organisasi nasional yang menghubungkan antar himpunan tersebut. HMP(himpunan mahasiswa prodi) univ A, berhubungan dengan HMP di univ lain, nah yang menghubungkan adalah organisasi nasionalnya.

Yang saya rasakan adalah, semakin tinggi suatu organisasi, maka semakin tinggi pula bahasannya, sehingga menuntut kekritisan kita dalam berpendapat atau mencari solusi dalam sebuah masalah atau konflik. Saya dulu pertama masuk organisasi adalah BEM univ dan BEM fakultas. BEM adalah singkatan dari Badan Eksekutif Mahasiswa. Yaa kalau di SMA bisa di katakan osis lah. Beda kedua organisasi tersebut adalah jika BEM Univ menjadi penggerak di universitas atau bisa dikatakan dalam segala aspek kampus. Jika BEM fakultas, hanya di fakultasnya saja.

Pada saat masuk ke dalam saya merasa kaget, karena basic saya adalah orang yang bukan OSIS, bahasannya cukup berat dan tekanannya juga cukup berat. Namun setelah 1 semester berlalu ada open recruitmen untuk himpunan mahasiswa prodi (HMP), dan disitu juga saya kaget lagi, karena cara berfikirnya agak lambat dan kurang maju mungkin saya sudah terbiasa menerima tekanan yang cukup berat di BEM, dan saya juga harus menyesuaikan itu jalan fikir anak HMP. Jika tidak, kadang saya yang terus menerus bicara dan mereka hanya terdiam, dan bosan. Ini harus dihindari karena tujuan saya masuk ke dalam HMP untuk meningkatkan kekritisan anak HMP bukan untuk menjatuhkan mental mereka. Berhubung di BEM itu 1 tahun, otomatis setelah masuk HMP saya mempunyai 3 organisasi. 2 bulan kemudian, saya diangkat menjadi BSO BEM Fakultas di bidang sosial masyarakat dan membawahi HMP di fakultas saya, otomatis saya mengurusi BSO BEM ini dan tetap melaksanakan tugas kementerian di BEM Fakultas. Bisa dihitung kalau BSO itu berdiri sendiri, namun di bawah BEM, yaa jadi agak kacau kalau di kira kira, haha. Dan beberapa bulan kemudian saya masuk ke dalam organisasi nasionalnya prodi saya, jadilah saya memegang 5 organisasi. Itu sangat berat dan saya cukup tertekan di sini. Namun alhamdulillah, dengan tertekannya itu saya lebih bisa mandiri dan memecahkan suatu masalah dengan cukup cepat.

Lalu, dimanakah letak beratnya suatu organisasi? Kebanyakan organisasi berat karena eventnya, event di organisasi ini bisa dikatakan besar”, namun dengan model perkuliahan seperti ini yaa bisa dikatakan tidak mendewasakan mahasiswa, terjadilah kekurangan uang karena waktu yang di berikan untuk mencari sponsor, itu sedikit, dan selalu tabrakan dengan praktikum, ataupun kuliah. Menejemen yang di bangun harus kuat, dan merekatkan anggota’’ yang sering hilang entah kemana. Supaya panitia tetap kembali utuh lagi. Disitulah merasa bimbang, antara tugas sebagai mahasiswa dan kewajiban sebagai organisator.

Di dalam sebuah organisasi ada beberapa tingkatan. Namun setahu saya yang paling tinggi itu ada 4 tingkatan, namun rata-rata ada 3 tingkatan. BEM biasanya menggunakan 4 tingkatan dalam menanggung tanggungjawab organisasi:
BEM Univ :
Tingkat 1 : staff (biasanya adalah esekutor dalam suatu event)
Tingkat 2 : Menteri (mengkoordinir staff, menjaga keutuhan staff, bertanggungjawab jika event tersebut bermasalah)
Tingkat 3 : Menteri Koordinasi (memantau tugas menteri dan memastikan keutuhan staff, bertanggungjawab jika event bermasalah, tanggungjawabnya melebihi menteri)
Tingkat 4 : Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa (tugasnya tetap sama, menjaga keutuhan organisasi, menjadi pemimpin dan penengah, orang nomer 1 yang bertanggungjawab jika ada masalah dalam organisasi tersebut)

Sepertihalnya BEM Univ, BEM fakultaspun juga sama, Cuma penyebutannya yang berbeda:
Tingkat 1 : Staff
Tingkat 2 : kepala divisi
Tingkat 3 : Menteri
Tingkat 4 : presiden mahasiswa
Penyebutan tingkatan dan jumlah tingkatan tergantung dari univ masing-masing, yang saya jabarkan tadi adalah yang berada di univ saya.

Jika ada organisasi yang mengadakan event, politik atau sosial. Maka ada lagi yang namanya UKM (unit kegiatan mahasiswa), ini tergantung penyebutannya, setiap univ bisa jadi berbeda. UKM ini berbeda dengan yang saya sebutkan tadi. UKM lebih fokus ke kegiatan yang berupa seni, petualangan, pers, dan lainnya. Yaa bisa di jabarkan menjadi, paduan suara, seni menari, seni gamelan, pecinta alam dan sebagainya. Prinsipnya sama, namun bedanya dengan BEM, UKM tidak terpengaruh oleh politis, kecuali UKM pers atau lembaga pers mahasiswa. Mungkin itu saja yang saya bahas. Lain kali mungkin saya akan menulis tentang konflik yang ada di kampus, dan sebagian besar masyarakat awam pun belum merasakan konflik itu, terimakasih sudah membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar