Suatu kebanggaan
saat saya masuk dalam organisasi internal kampus, dan yang saya tau, saya belum
atau tidak akan pernah masuk dalam lingkaran organisasi eksternal kampus. Jadi saat
membaca ini, jangan memandang dari sisi kalian yang sudah masuk dalam organisasi
eksternal seperti (PMII, KAMMI, HMI, GMNI, IMM, dan lainnya).
Kalau sobat tahu,
saya tidak aktif di masa SMP, maupun SMA dalam suatu kegiatan. Bisa dikatakan,
saya ini adalah orang yang selalu kontra dengan OSIS, baik SMP maupun SMA. Saat
SMA, saya cuma jebolan dari pecinta alam saja, itupun jarang mengadakan event
yang serumit event anak OSIS.
Saya mecoba
organisasi di kampus, mungkin karena sangat haus akan organisasi, seperti
peternak yang kehilangan ternaknya, dan menemukannya kembali. Di situ lah saya
mengikuti banyak organisasi. Bahkan, saya pernah mengikuti 5 organisasi
sekaligus dan alhasil, banyak kecemburuan ketika saya menitik beratkan kinerja
saya dalam satu atau beberapa organisasi saja, yaa seperti yang kalian tahu,
diduakan itu sangat menyakitkan, sering kali saya menjadi rebutan antar
organisasi.
Kebanyakan mahasiswa,
boleh mencoba suatu organisasi pada semester 2 dan beberapa ada yang semester 3,
karena mungkin mahasiswa baru dikasih waktu buat mikir selama 1 semester untuk
memilih, pilihan yang dia inginkan dan komit di suatu organisasi, atau menggali
dan mencari lebih dalam tentang organisasi tersebut. Sebenernya kalau organisasi
kampus itu banyak macamnya, apalagi ada yang nasional, bahkan internasional. Organisasi
yang bergerak dalam bidang nasional maupun internasional ini beda dengan
organisasi ekstern. Kalau organisasi eksternal itu lebih mengkader kita dalam
softskill (mental, public speaking, pendekatan, menyelesaikan suatu masalah,
dll) nah kalau organisasi nasional dan internasional ini memang tujuannya hanya
untuk saling komunikasi, yaa biasanya juga beberapa kajian. Komunikasi ini
adalah komunikasi antar univ, atau antar negara. Contoh, Sebuah himpunan
mahasiswa prodi/jurusan, mempunyai organisasi nasional yang menghubungkan antar
himpunan tersebut. HMP(himpunan mahasiswa prodi) univ A, berhubungan dengan HMP
di univ lain, nah yang menghubungkan adalah organisasi nasionalnya.
Yang saya rasakan
adalah, semakin tinggi suatu organisasi, maka semakin tinggi pula bahasannya,
sehingga menuntut kekritisan kita dalam berpendapat atau mencari solusi dalam
sebuah masalah atau konflik. Saya dulu pertama masuk organisasi adalah BEM univ
dan BEM fakultas. BEM adalah singkatan dari Badan Eksekutif Mahasiswa. Yaa kalau
di SMA bisa di katakan osis lah. Beda kedua organisasi tersebut adalah jika BEM
Univ menjadi penggerak di universitas atau bisa dikatakan dalam segala aspek
kampus. Jika BEM fakultas, hanya di fakultasnya saja.
Pada saat masuk ke
dalam saya merasa kaget, karena basic saya adalah orang yang bukan OSIS,
bahasannya cukup berat dan tekanannya juga cukup berat. Namun setelah 1
semester berlalu ada open recruitmen untuk himpunan mahasiswa prodi (HMP), dan
disitu juga saya kaget lagi, karena cara berfikirnya agak lambat dan kurang
maju mungkin saya sudah terbiasa menerima tekanan yang cukup berat di BEM, dan
saya juga harus menyesuaikan itu jalan fikir anak HMP. Jika tidak, kadang saya
yang terus menerus bicara dan mereka hanya terdiam, dan bosan. Ini harus
dihindari karena tujuan saya masuk ke dalam HMP untuk meningkatkan kekritisan
anak HMP bukan untuk menjatuhkan mental mereka. Berhubung di BEM itu 1 tahun,
otomatis setelah masuk HMP saya mempunyai 3 organisasi. 2 bulan kemudian, saya
diangkat menjadi BSO BEM Fakultas di bidang sosial masyarakat dan membawahi HMP
di fakultas saya, otomatis saya mengurusi BSO BEM ini dan tetap melaksanakan
tugas kementerian di BEM Fakultas. Bisa dihitung kalau BSO itu berdiri sendiri,
namun di bawah BEM, yaa jadi agak kacau kalau di kira kira, haha. Dan beberapa
bulan kemudian saya masuk ke dalam organisasi nasionalnya prodi saya, jadilah
saya memegang 5 organisasi. Itu sangat berat dan saya cukup tertekan di sini. Namun
alhamdulillah, dengan tertekannya itu saya lebih bisa mandiri dan memecahkan
suatu masalah dengan cukup cepat.
Lalu, dimanakah
letak beratnya suatu organisasi? Kebanyakan organisasi berat karena eventnya,
event di organisasi ini bisa dikatakan besar”, namun dengan model perkuliahan
seperti ini yaa bisa dikatakan tidak mendewasakan mahasiswa, terjadilah
kekurangan uang karena waktu yang di berikan untuk mencari sponsor, itu
sedikit, dan selalu tabrakan dengan praktikum, ataupun kuliah. Menejemen yang
di bangun harus kuat, dan merekatkan anggota’’ yang sering hilang entah kemana.
Supaya panitia tetap kembali utuh lagi. Disitulah merasa bimbang, antara tugas
sebagai mahasiswa dan kewajiban sebagai organisator.
Di dalam sebuah organisasi
ada beberapa tingkatan. Namun setahu saya yang paling tinggi itu ada 4
tingkatan, namun rata-rata ada 3 tingkatan. BEM biasanya menggunakan 4
tingkatan dalam menanggung tanggungjawab organisasi:
BEM Univ :
Tingkat 1 : staff
(biasanya adalah esekutor dalam suatu event)
Tingkat 2 : Menteri
(mengkoordinir staff, menjaga keutuhan staff, bertanggungjawab jika event
tersebut bermasalah)
Tingkat 3 : Menteri
Koordinasi (memantau tugas menteri dan memastikan keutuhan staff,
bertanggungjawab jika event bermasalah, tanggungjawabnya melebihi menteri)
Tingkat 4 : Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa (tugasnya tetap sama, menjaga keutuhan
organisasi, menjadi pemimpin dan penengah, orang nomer 1 yang bertanggungjawab
jika ada masalah dalam organisasi tersebut)
Sepertihalnya BEM
Univ, BEM fakultaspun juga sama, Cuma penyebutannya yang berbeda:
Tingkat 1 : Staff
Tingkat 2 : kepala
divisi
Tingkat 3 : Menteri
Tingkat 4 : presiden
mahasiswa
Penyebutan tingkatan
dan jumlah tingkatan tergantung dari univ masing-masing, yang saya jabarkan
tadi adalah yang berada di univ saya.
Jika ada organisasi
yang mengadakan event, politik atau sosial. Maka ada lagi yang namanya UKM
(unit kegiatan mahasiswa), ini tergantung penyebutannya, setiap univ bisa jadi
berbeda. UKM ini berbeda dengan yang saya sebutkan tadi. UKM lebih fokus ke
kegiatan yang berupa seni, petualangan, pers, dan lainnya. Yaa bisa di jabarkan
menjadi, paduan suara, seni menari, seni gamelan, pecinta alam dan sebagainya. Prinsipnya
sama, namun bedanya dengan BEM, UKM tidak terpengaruh oleh politis, kecuali UKM
pers atau lembaga pers mahasiswa. Mungkin itu saja yang saya bahas. Lain kali
mungkin saya akan menulis tentang konflik yang ada di kampus, dan sebagian
besar masyarakat awam pun belum merasakan konflik itu, terimakasih sudah
membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar