MENGENAL
KELAPA SAWIT
Penyusun : Aji Baghaskara
Sawit merupakan Ladang Terbesar di
Indonesia. Lahan Terbesar sawit berada di Pulau Sumatra. Jutaan hektar
perkebunan sawit Indonesia mampu menjadi pemasok nomor 1 dunia dengan nilai
ekspor mencapai miliyaran dolar setiap tahunnya. Sehingga sawit merupakan
penyumbang devisa terbesar negara Indonesia. Bisnis kelapa sawit ini juga
menyerap tenaga kerja Indonesia hingga 3 juta. Kepemilikan warga (petani kecil)
40,28 pesen, Perkebunan negara 6,61 persen, dan Perusahaan swasta sebesar 53,12
persen.
Sumber
: Direktorat Jenderal Perkebunan 2017
Pertumbuhan kelapa sawit tidak
terbatas, tapi menurut pertimbangan ekonomisnya hanya sampai umur 25 tahun
dengan ketinggian 10-11 m (Lubis et al. 1989). Kelapa sawit tumbuh baik
pada ketinggian 0-400 m dpl,suhu udara rata-rata 22-230C, kelembaban
udara 50-90% dengan kelembaban udara optimal 80%. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan kelapa sawit yaitu tanah yang memiliki pH netral.
Kelapa sawit mempunyai perakaran
kebawah dan menyamping, untuk bernafas akar terdapat akar yang tumbuh kesamping
atas permukaan tanah. Pada satu pohon tumbuh bunga jantan dan betina namun
berbeda tingkat kematangannya yang mengakibatkan jarang terjadi penyerbukan
sendiri.
Pada buah kelapa sawit terbagi atas
4 bagian, yaitu eksokarp (kulit buah), mesokarp (daging buah), endokarp
(sabut/tempurung), kernel (inti/biji). Di Indonesia terdapat 2 jenis varietas
yang di tanam, yaitu Elaesis guineensis dan Elaesis oleifera. Elaesis
guineensis memiliki tingkat produksi yang sangat tinggi namun mempunyai pohon
yang tinggi pula, berkebalikan dengan Elaisis oleifera yang mempunyai pohon
yang pendek sehingga mudah saat melakukan panen, namun produksinya lebih rendah
karena sulit melakukan penyerbukan. Namun untuk menghasilkan pohon yang pendek
dan menghasilkan produktivitas yang tinggi, seringkali kedua varietas tersebu
disilangkan.
Dari ketebalan cangkang kelapa
sawit dibagi menjadi 3: Dura, Pisifera, Tenera. Dura mempunyai cangkang kelapa
sawit yang tebal dengan kandungan minyak sawit sebesar 18%, dan seringkali
dikabing hitamkan sebagai pemerpendek umur mesin pengolah kelapa sawit menjadi
CPO. Pisifera tidak memiliki cangkang, namun buah ini sulit berbuah karena
bunga betinanya steril. Lalu yang terakhir adalah Tenera, yaitu hasil
persilangan dari induk dura dan pisifera yang menghasilkan daging buah 90%
dengan kandungan minyak 28%.
Kelapa sawit memiliki hama yang
sangat mengganggu, diantaranya adalah ulat api dan ulat kantung. Pada sebuah pengkajian
tingkat penurunan akibat terserangnya hama ini yang menyerang pada daun kelapa
sawit akan mengurangi tingkat produktivitas kelapa sawit itu sendiri. Penurunan
tingkat kelapa sawit dapat mencapai 35% dari hasil produktivitasnya.
Produktivitas
tanaman kelapa sawit secara umum pada lahan klas S1, S2 dan S3 dalam siklus
umur 3 – 25 tahun, untuk lahan klas S1 rata-rata produksi 24 ton/ha/tahun,
jumlah tandan 11/pokok/tahun, rata-rata berat tandan 21 kg; lahan klas S2
rata-rata produksi 22 ton/ha/tahun, jumlah tandan 10/pokok/tahun, rata-rata
berat tandan 20 kg; lahan klas S3 rata-rata produksi 20 ton/ha/tahun, jumlah
tandan 10/pokok/tahun, rata-rata berat tandan 19 kg.
Urutan pekerjaan panen adalah
sebagai berikut :
1.
Potong semua pelepah rapat dengan batang jangan sampai
ada yang tertinggal menggantung (sengkleh), dengan ketentuan sebagai berikut :
·
Untuk panen awal umur tanaman 3-4 tahun yang dipotong
hanya pelepah kering saja
·
Untuk panen pada tanaman umur 5-6 tahun, sisakan tiga
pelepah di bawah buah paling rendah (songgo tiga)
·
Untuk panen pada tanaman umur 7-10 tahun sisakan dua
pelepah (songgo dua)
·
Untuk panen tanaman umur 11 tahun keatas sisakan satu
pelepah (songgo satu) di bawah buah paling rendah.
(pemotongan dilakukan untuk
mempermudah pengerjaan, mengusahakan pelepah yang masih produktif atau berdaun
hijau, meningkatkan produktivitas tanaman untuk menghasilkan tandan buah segar,
dan menghindari penyakit busuk pelepah)
2.
Potong buah yang masak. Tangkai buah dipotong rapat,
tapi jangan sampai terkena tandan.
3.
Korek dan “sogrok“ semua brondolan yang
tersangkut/terselip diketiak pelepah.
4.
Susun pelepah di gawangan mati.
5.
Kumpulkan brondolan, tapi masih tetap di piringan dan
bebas dari sampah – sampah.
6.
Pindah (maju) ke pokok berikutnya.
7.
pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPT
(Tempat Pengumpulan Hasil) disusun rapi dan diberi nomer pemanen.
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa
Sawit
Kualitas
hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi
oleh kondisis buah (TBS) yang diterima dan diproses oleh pabrik.
Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi meminimalkan
kehilangan (loses) dalam proses pengolahannya.
1. Tandan buah
Segar (TBS) diangkut ke lokasi Pabrik menggunakan truk. Sebelum dimasukan
ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus ditimbang terlebih
dahulu.
2.
Penyortiran . TBS yang
diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Kematangan TBS
mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas / FFA
= Free Fatty Acid)
·
TBS Mentah, Rendemen berkisar
antara 11% – 14%, Kadar ALB = 1,3% – 2,0%
·
TBS Setengah matang /
Mengkal, Rendemen
14% – 18%. ALB = 1,7% – 2,4%
·
TBS Matang, Rendemen
18% – 23%. ALB = 2,2% – 3%
·
TBS lewat matang 23% – 26%.
ALB = 3,0% – 3,6%
(Rendemen adalah perbandingan jumlah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi)
Catatan : Kadar
Rendemen yang diperoleh dan besaran persentase ALB tergantung pada jenis TBS
yang diolah dan juga bergantung pada berapa lama TBS masuk ke tahap pengolahan
sejak dipanen dari kebun. Setelah TBS di panen, semakin lama waktu jeda untuk
diolah, semakin tinggi kadar ALB yang akan dihasilkan
3.
Perebusan. Proses
perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan
kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah sawit mudah
lepas dari tandannya (berondolan), mengurangi peningkatan asam lemak,
menurunkan kadar air dan memudahkan pemisahan daging buah sawit dari cangkang
dan inti. Proses perebusan ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan
menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton.
4.
Perontokan
Buah dari Tandan. Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat
pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan, sehingga
buah tersebut terlepas. Hasil stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya
masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan.
Untuk
mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”.
5.
Digester. Tujuan dari
penggunaan Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit terlepas dari
biji (nut) nya. Dalam proses pengadukan Digester ini digunakan uap air yang
temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° – 90°C. Didalam digester
tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk
dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros, sedangkan
pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
screw press.
6.
Screw Press.
Fungsi dari Screw
Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat
dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh adanya tekanan screw
yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang
press cage minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju
stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.
Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan
pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan
penyaringan menggunakan Vibrating Screen. Minyak dari oil
tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifier untuk memisahkan kotoran /
solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk
memisahkan air sampai pada batas standard. (Harga CPO 2500/kg)
Proses
Pengolahan Biji Sawit dan Fiber
Telah dijelaskan sebelum nya bahwa setelah proses
pengepresan akan menghasilkan Crude Oil, biji sawit / nut dan Fiber. Berikut
ini akan dijelaskan secara singkat proses pengolahan biji sawit dan fiber /
Serabut sawit:
1.
Cake Breaker
Conveyor (CBC). Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk
membawa dan membantu memisahkan gumpalan yang terdiri dari biji sawit / nut dan
Fiber (serabut) yang berasal dari stasiun Press ke depericarper.
2.
Depericarper.
Fungsi dari
Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk
menjadi bahan bakar boiler.
3.
Nut Silo. Fungsi dari
Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses
berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut Craker maka nut
silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater).
4.
Riplle Mill. Fungsi dari
riplle Mill adalah untuk memecahkan nut.
5.
Claybath. Fungsi dari
Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan
beratnya hampir sama dengan menggunakan cairan Calsium Carbonat. Bila
campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya
diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih
kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat
jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan
dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang berar jenisnya lebih
besar.
6.
Hydro
Cyclone. Berfungsi untuk mengutip kembali inti sawit yang ikut terbawa ke cangkangm
dan mengurangi losis dan kadar kotoran.
7.
Kernel
Dryer. Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan menyebabkan
tumbuh / muncul nya jamur pada inti dan juga dapat mempengaruhi nilai
penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada sebagian PKS
ada yang menggunakan yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat, dan bawah 70
derajat celcius.
8.
Kernel Storage. Fungsi
dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim
keluar untuk dijual.
9.
Kernel- Pressing. Pengepresan biji kernel untuk
menghasilkan palm kernel oil. Lalu masuk ke tahap pembersihan minyak kernel
sawit. (kenel sawit – 4000/kg, kernel oil – 4300/kg)
Luas Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2016
No
|
Daerah
|
Luas Lahan (Ha)
|
Produksi (ton)
|
1
|
Sumatra
|
7.191.738
|
22.687.079
|
2
|
Jawa
|
35.739
|
64.390
|
3
|
Kalimantan
|
4.178.992
|
9.447.576
|
4
|
Sulawesi
|
387.671
|
825.124
|
5
|
Maluku + Papua
|
120.359
|
205.213
|
Indonesia
|
11.914.499
|
33.229.381
|
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan
Produk-Produk
Dari Kelapa Sawit
1. Produk turunan CPO. Produk turunan CPO selain minyak
makan dapat dihasilkan
· Margarine
(kandungan minyak sawit 80%) harga 43.000/kg
· Ice
creams (kandungan minyak sawit 3-9%) 100.000-150.000/liter
· Instans
Noodle (kandungan minyak sawit 5%)
· Bio Diesel (Kandungan
CPO 15%) harga 8300/liter
2. Produk Turunan Minyak
Inti Sawit. Dari produk turunan minyak inti sawit
dapat dihasilkan Shampoo Kosmetik Sabun dan
Detergent (Kandungan minyak sawit 40-60%) 45.000/liter
3. Produk
Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk turunan
minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical
dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing,
Produksi Kelapa Sawit dari Tahun ke Tahun
Produksi Kelapa Sawit dari Tahun ke Tahun
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
|
Produksi
(juta ton) |
19.2
|
19.4
|
21.8
|
23.5
|
26.5
|
30.0
|
31.5
|
32.5
|
32.0
|
Export
(juta ton) |
15.1
|
17.1
|
17.1
|
17.6
|
18.2
|
22.4
|
21.7
|
26.4
|
27.0
|
Export
(milyar dollar AS) |
15.6
|
10.0
|
16.4
|
20.2
|
21.6
|
20.6
|
21.1
|
18.6
|
18.6
|
Luas Areal
(juta ha) |
-
|
-
|
-
|
-
|
9.6
|
10.5
|
10.7
|
11.4
|
11.8
|
Sumber:
Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry of
Agriculture
Produksi CPO Dunia
Produksi CPO Dunia
Negara
|
Produksi
(ton metrik) |
Indonesia
|
36,000,000
|
Malaysia
|
21,000,000
|
Thailand
|
2,200,000
|
Kolombia
|
1,320,000
|
Nigeria
|
970,000
|
Dunia
|
58,800,000
|
Sumber:
Index Mundi
Permintaan CPO Indonesia dari Berbagai Negara
Permintaan CPO Indonesia dari Berbagai Negara
Negara
|
2016 (juta ton)
|
2017 (juta Ton)
|
Persentase naik
|
India
|
5,79
|
7,63
|
32%
|
Afrika
|
1,52
|
2,29
|
50%
|
China
|
3,23
|
3,73
|
16%
|
Uni Eropa
|
4,37
|
5,03
|
16%
|
Pakistan
|
2,07
|
2,21
|
7%
|
Amerika
Serikat
|
1,08
|
1,18
|
9%
|
Bangladesh
|
0,992
|
1,26
|
36%
|
Timur
Tengah
|
1,9
|
2,12
|
7%
|
Sumber :
data GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) 2017
Jika pada 2016 nilai ekspor CPO dan produk turunannya
(belum termasuk biodiesel dan oleochemical) sebesar USD18,22 miliar, tahun ini
melejit di angka USD22,97 miliar. (https://perkebunannews.com)